Pengertian Animasi dan Sejarah Animasi di Indonesia
17:06
Pengertian Animasi
Film animasi merupakan film yang merupakan hasil dari gambar buatan
tangan yang diolah sehingga bisa menjadi gambar yang bergerak. Di awal
penemuannya, animasi dibuat dari gambaran kertas yang berlembar-lembar yang
kemudian disatukan dan diputar sehingga memunculkan efek yang bergerak. Namun
sekarang dengan adanya komputer dan grafika komputer, pembuatan film animasi
menjadi sangat terbantu, karena menjadi lebih mudah, cepat dan efisien. Bahkan
hingga saat ini animasi sudah berkembang menjadi 2 dan 3 dimensi.
Sejarah Animasi di Indonesia
Pada tahun 1952, serial dan film
animasi Walt Disney sudah mendunia. Seperti film ‘Micky Mouse’, ‘Cinderella’,
‘Bambi’ hingga film ‘Alice in Wonderland’ membuat presiden pertama RI yaitu Ir.
Soekarnp tertarik untuk mempelajari animasi tersebut. Hingga mengirim Dukut
Hendronoto atau biasa dipanggil Pak Ooq terbang ke Disney untuk belajar
animasi.
Pada tahun 1955, Dukut Hendronoto
kembali ke Indonesia dan memulai menerapkan apa yang telah di pelajarinya
selama belajar di Disney. Pak Ooq akhirnya membuat iklan animasi untuk
pemilihan umum yang diberi judul “Si Doel Memilih”.
Pada
tahun 1963, Pak Ooq mulai bergabung perusahaan stasiun tv pertama di Indonesia yaitu
TVRI (Televisi Republik Indonesia) serta mengembangkan program animasi disana.
Namun tidak dilanjutkan karena pengembangan program animasi tersebut terlalu
banyak menghabiskan anggaran.
Pada
tahun 1970, seorang jurnalis dan penyair Indonesia bernama Alex Leo Zulkarnain
pulang dari sekolah broadcasting di Jerman dan mulai memimpin TVRI Jakarta.
Alex membuka slot iklan “Manasuka Siaran Niaga” yang berlangsung selama 30
menit setiap harinya dan membuka kesempatan bagi kreator-kreator Indonesia.
Seniman asal Amerika bernama Lateef Keele sangat mencintai budaya Indonesia
hingga mendirikan studio animasi bernama “Anima Indah” di Jakarta. Tidak hanya
itu beberapa stafnya seperti Darmono Sudarsono, Purnomo, Partono, Denny
Allaudsyah Djonaid, Wagiono Sunarto, Heru Sudarmadji, dikirim ke studio Dart
dan Toei di Jepang dan beberapa juga studio animasi lainnya di Inggris dan
Amerika. Sayangnya hasil karya mereka masih sebatas iklan, salah satu iklannya
adalah ballpoint BIC yang tayang di tahun 1974. Masih di tahun yang sama
munculah seorang illustrator dari lembaga Training Aid Center (TAC) bernama
Drs. Suyadi yang termasuk bagian dari UNICEF yang mulai memperkenalkan karya
animasinya di Indonesia.
Pada
tahun 1974, hadirlah Festival Mini yang diupayai oleh Dewan Kesenian Jakarta
sejak tahun 1973, mampu memikat tumbuhnya film-film animasi pendek. Seperti film
“Kayak Beruang” karya dari Dwi Koendoro dan Pramono yang menjadi juara satu di
festival ini.
Pada tahun 1979, sejak Drs. Suyadi
bergabung dengan TVRI di tahun 1974 yang kemudian dikenal dengan nama Pak Raden
di serial boneka “Si Unyil” yang menyelipkan animasi “Timus Mas” yang berdurasi
sekitar 15 menit. Film yang dibuat berdasarkan cerita rakyat tersebut adalah
film hasil karya dari Drs. Suyadi yang
bekerja sama dengan Perusahaan Produksi Film Negara (PPFN).
Pada tahun 1980, sejak film Timun
Mas dirilis, ketertarikan masyarakan akan animasi lokal semakin meningkat,
animasi lainnya seperti “Rimba Si Anak Angkasa” yang di sutradarai oleh Wagiono
Sunarto dan Si Huma yang termasuk film dari Partono Soenyoto juga ditayangkan
di stasiun tv yaitu TVRI.
Pada
tahun 1983, kebanyakan animasi digunakan untuk keperluan iklan saja, namun seiring
berkembangnya animasi yang bersamaan dengan bertumbuhnya stasiun TV swasta di
Indonesia, film animasi seperti “Legenda Buriswara” dirilis berdasarkan cerita
Mahabarata yang di sutradarai oleh Narliswandi Iwan Piliang.
Pada
tahun 1990, sudah banyak bermunculan studio animasi di Indonesia seperti Asian
Wang Animation yang bekerjasama dengan Wang Film Animation Tawan, Red Rocket
Animation Studio di Bandung dan masih banyak lagi.
Pada
tahun 1993, bukan hanya 2D (dua dimensi) animasi Indonesia mulai berkembang
pada animasi 3D (tiga dimensi). Seperti film Hela Heli Helo yang merupakan film
animasi 3D pertama Indonesia yang dibuat di Surabaya. Di produksi oleh PT INDEX
dan disutradarai oleh Yuwono. Demi mengembangkan animasi di indonesia terutama
di bagian industri, beberapa animator asal Indonesia berinisiatif membuat
komunitas yang bertujuan memjadi wadah untuk saling bertukar pengalaman serta
informasi dalam bisnis dan mempersatukan visi para animator di Indonesia.
Akhirnya di tahun 1993 ASOSIASI ANIMASI INDONESIA didirikan oleh beberapa tokoh
seperti Mulyono, Amoroso Katamsi, Daniel Haryanto, Denny A Djunaid dan Johnny
Jauhari.
Pada tahun 1995, film animasi
“Satria Nusantara” karya Pro Animasindo dan disutradarai oleh Diah CH berencana
ditayangkan sebanyak 23 episode di stasiun tv TPI. Namun hanya dapat
ditayangkan sebanyak 13 episode karena kendala biaya.
Pada
Tahun 1998, Dirjen Kebudayaan yaitu Ibu Edi Sedyawati mendeklarasikan bahwa 12
Februari merupakan Hari Komik dan Animasi Nasional. Bertepatan dengan pekan
Komik dan Animasi Nasional yang diselerenggarakan di Galeri Nasional Jakarta.
Masih di tahun yang sama animasi “Bawang Merah Bawang Putih” yang diproduseri
oleh Herijanto Judarto yang bekerja sama dengan Bening Studio berhasil
mengangkat dongeng Indonesia yang berasal dari kepulauan Riau. Begitu juga
dengan animasi lainnya yang cukup populer seperti “Petualangan Si Kancil” dan
lain lain.
Pada
tahun 2000, animasi fabel berjudul “Dongeng Aku dan Kau” yang disponsori oleh
Nestle Dancow dan di produksi oleh Red Rocket Animation Studio Bandung menjadi
animasi paling produktif di Indonesia saat itu. Bukan hanya itu, banyak sekali
kebutuhan iklan yang di produksi dari studio tersebut seperti “Kilip dan Puri Rembulan“,
“Mengapa Domba Bertanduk dan berbuntut Pendek” dan “Si Kurus dan Si Macan“.
Referensi
0 comments